Mari berbagi cinta.

Mungkin itulah frase yang tepat yang dapat mewakili keseluruhan tentang SEJIWA dalam tiga kata.

Sudah empat tahun ini SEJIWA berjuang melawan bullying bersama-sama dengan Diknas, para orang tua murid dan guru, adik-adik pelajar, dan para pemerhati pendidikan dari berbagai lini. Kini sudah ribuan hati tersentuh dan terobati. Mudah-mudahan akan lebih banyak lagi.

Selamat menggunakan blog ini dan menuai cinta dan harapan daripadanya.

Let’s share love today!

Friday, November 14, 2008

Ayam, Entog dan Bebek

Trilogi barukah ketiganya? Jawabannya adalah bukan.

Lalu apakah hubungan ketiganya? Jika merujuk dalam ilmu biologi, ketiganya sama sama unggas. Tapi kemarin, mereka tidak berperan sebagai unggas betulan melainkan sebagai ice breaker pada pra pembukaan Young Hearts Jakarta: Sekolahku Menyenangkan, sebuah proyek kompetsi musik dan seni bertemakan anti kekerasan yang digelar di Wisma Makara, Universitas Indonesia.

Walau agak panas di pagi hari, hal tersebut tidak menyurutkan semangat para peserta serta pendamping dalam menyimak sesi demi sesi workshop regional Young Hearts yang akan digelar selama tiga hari ini.

Setelah sukses menggelar acara serupa di Surabaya dan Jogja, Jakarta tak mau ketinggalan. Sekitar 150 duta-duta anti bullying yang telah lolos seleksi saringan awal kompetisi Young Hearts akan digembleng selama 3 hari berturut-turut untuk lebih mengasah keterampilan mereka dalam berseni. Tentu saja dengan muatan anti bullying di dalamnya.

Dalam sesi pertama yang diasuh oleh Ratna Juwita, Dosen Fakultas Ilmu Psikologi Universitas Indonesia, duta-duta anti bullying tersebut diajak berembuk dan berbagi harapan dan kiat untuk menciptakan sekolah yang menyenangkan nan bebas dari bullying. Suara-suara mereka diperdengarkan dengan lantang pada sesi ini. Sebagian besar peserta sepakat untuk menghilangkan senioritas. “Iya, kita kan semua sama,” ujar salah satu peserta yang diminta untuk mempresentasikan suara kelompoknya. Dan hal ini diamini oleh banyak peserta lainnya. Kalau ini suara mayoritas dari sampel terbatas, mungkinkah pada dasarnya hal ini yang sebenarnya juga menjadi suara mayoritas siswa pada umumnya? Mari kita temukan jawabannya pada diri kita masing-masing.

Suara mayoritas kedua lainnya adalah dibuatnya acara-acara yang dapat menyalurkan bakat para siswa agar mereka lebih tersalurkan energinya untuk hal-hal positif. Kemudian ada lagi yang mengusulkan agar diberikan kamera cctv di tempat-tempat tongkrongan untuk mendukung tugas guru piket. Usulan-usulan lainnya juga bagus-bagus, seperti: mengajak berbagi pihak (siswa, pengurus sekolah dan orang tua) untuk bekerja sama dalam memberantas bullying dibantu dengan kelompok pemberantas bullying yang terdiri dari siswa-siswa, menghentikan hukuman fisik, tidak perlu balas dendam, memperbaiki pola komunitas antar sesama siswa dan juga masukan bagi para guru agar dapat memberikan contoh yang baik serta lebih berbesar hati dalam menerima masukan dari siswa.. Menurut siswa-siswa itu, penting untuk diingat agar kita senantiasa saling respek, empatik, saling sayang, dan berdamai dengan semuanya, dan seluruh hal-hal tersebut sebaiknya dimulai dari diri sendiri agar kemudian dapat terpancar dan juga menggugah sekitar untuk memberikan respon yang sama.

Sungguh usulan-usulan yang harus diacungi jempol! Jadi, seperti seruan MC, YOUNG HEARTS!!! STOP BULLYING!!! [SL]

No comments:

Post a Comment