Mari berbagi cinta.

Mungkin itulah frase yang tepat yang dapat mewakili keseluruhan tentang SEJIWA dalam tiga kata.

Sudah empat tahun ini SEJIWA berjuang melawan bullying bersama-sama dengan Diknas, para orang tua murid dan guru, adik-adik pelajar, dan para pemerhati pendidikan dari berbagai lini. Kini sudah ribuan hati tersentuh dan terobati. Mudah-mudahan akan lebih banyak lagi.

Selamat menggunakan blog ini dan menuai cinta dan harapan daripadanya.

Let’s share love today!

Thursday, October 16, 2008

Young Hearts, Entas Cemas Dalam Seni

Seni adalah ekspresi.

Setuju dengan kalimat tersebut? Seni punya definisi yang luas banget. Bahkan orang yang tak terbilang begitu mengerti seni pun sebenarnya juga memiliki bakat seni dalam dirinya. Jikalau tidak menjadi “penyeni”, setidaknya sebagai penikmat. Siapakah di antara kita yang tidak perlu lagu yang menghibur atau kata-kata indah, atau karya buatan tangan yang mampu memuaskan telinga, menggetarkan hati atau bahkan jiwa. Sempat ada yang pernah mencoba untuk mendefinisikan seni. Katanya begini, “seni adalah sesuatu hal yang terselubung. Seni memiliki maksud dan seni pun secara sengaja menyembunyikan maksud tersebut. Merupakan hal yang berseni untuk menciptakan sebuah karya seni. Seni tidak dapat didefinisikan.” Bahkan Monet pun mengekspresikan obsesi, perasaan suka dan dukanya pun melalui warna (baca: lukisannya).

Berangkat dari pemahaman bahwa seni dapat dicerna oleh semua orang, SEJIWA, sebuah LSM lokal yang sudah 4 tahun ini yang secara kontinyu meningkatkan kesadaran masyarakat akan keberadaan dan bahaya bullying, bekerja sama dengan Plan International untuk menggarap sebuah kegiatan bertaraf internasional bertajuk “Young Hearts”.

Jadi, Young Hearts sendiri diinisiatifkan sebagai ajang pengekspresian suara hati para pelajar SMP dan SMA dalam karya seni yang berkualitas dan ide-ide mereka untuk terjadinya sekolah yang nyaman dengan tema anti-bullying.

Sejak bulan April tahun ini, kedua LSM tersebut mensosialisasikan proyek tersebut di tiga kota besar: Jakarta, Jogjakarta dan Surabaya. Empat kategori yang dilombakan, musik, pusisi, poster dan fotografi, akan disaring dalam tiga gelombang: regional, nasional dan yang terakhir, internasional. Pada bulan Oktober dan November, sepuluh karya dari masing-masing kategori akan diadu dalam skala lokal di masing-masing kota tersebut yang kemudian akan disaring lagi untuk memperoleh tiga terbaik dan dilombakan secara nasional pada bulan Januari 2009 di Jakarta. Kerennya, juara nasional untuk kategori musik akan diberangkatkan ke Bangkok pada bulan Mei tahun depan untuk berkompetisi disana secara regional!

Dan nggak hanya itu aja. Mereka juga diajari bagaimana berinteraksi dengan media masa. Jadi, mereka gak perlu bungkam lagi untuk menyampaikan kenyataan-kenyataan kekerasan yang mereka alami di sekolah. Nah, sebaliknya, media massa pun dapat melibatkan diri secara langsung dan proaktif dengan mendengarkan isu-isu yang berkaitan dengan kekerasan di sekolah-sekolah dari para pelajar yang terlibat dalam kompetisi Young Hearts.

Seru kan?

Ini masih ada terusan ceritanya lho. Tapi nggak sekarang. Sabar yah.

* Jadwal kompetisi lokal musik dan seni:
Surabaya: 18,19 Oktober 2008
Jogja: 22, 23, 24 Oktober, 2008
Jakarta: 13, 14, 15 November, 2008