Mari berbagi cinta.

Mungkin itulah frase yang tepat yang dapat mewakili keseluruhan tentang SEJIWA dalam tiga kata.

Sudah empat tahun ini SEJIWA berjuang melawan bullying bersama-sama dengan Diknas, para orang tua murid dan guru, adik-adik pelajar, dan para pemerhati pendidikan dari berbagai lini. Kini sudah ribuan hati tersentuh dan terobati. Mudah-mudahan akan lebih banyak lagi.

Selamat menggunakan blog ini dan menuai cinta dan harapan daripadanya.

Let’s share love today!

Sunday, March 15, 2009

Perlukah Menghukum Pembuli?

Mungkin ada yang bilang ‘ya’. Dan ada juga yang bilang ‘tidak’. Dan mungkin sebagian lainnya akan mengatakan ‘saya tidak ada hubungannya (jadi mengapa saya harus peduli?)’.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Pennsylvania sekitar 2 dekade lalu menunjukkan bahwa orang tua yang melakukan tindakan bullying terhadap anaknya cenderung membesarkan anak-anak yang membuli. Dan kini pun masih sama. Terkadang seorang anak melampiaskan kekesalannya dan mulai membuli sekitarnya. Hal ini dapat terjadi karena anak tersebut sedang dibuli dan tidak tahan lagi dengan keadaan terbuli tersebut. Dan sayangnya, ketika hal ini terjadi, anak tersebut sudah dijuluki “pembuli”. Padahal anak tersebut juga menjadi korban. Para orang tua biasanya dengan mudahnya memberikan label pada anak-anak. Tapi sebaiknya, sebelum memberi label, ketahuilah lebih dalam akan apa yang terjadi.

Mengingat dampak buruk yang diakibatkan oleh bullying, kebanyakan korban atau orang tua korban berpendapat bahwa menghukum pembuli adalah tindakan yang paling baik dan teradil untuk membuat pembuli jera dan ‘ogah’ membuli lagi. Namun di lain pihak, bagaimana dengan pembuli? Tidakkah mereka layak untuk mendapatkan kesempatan kedua dan memulai kembali kehidupan mereka?[SL]

No comments:

Post a Comment